Pages

Rabu, 04 Juni 2008

Hati-hati Jajan di Jalan.

Bahaya makanan jajanan sekolah dan jajanan makanan umumnya bisa muncul untuk jangka pendek, bisa juga pada jangka panjang.
Jangka pendek, terjadi “keracunan makanan” sebab tercemar mikroorganisme, parasit, atau bahan racun kimiawi (pestisida). Muntah dan diare sehabis mengonsumsi jajanan paling sering ditemukan.

Bayangkan kalau minuman jajanan dibuat dan air mentah (tentu berkuman). Belum bahaya yang datang dari zat tambahan (additive) yang berisiko membahayakan kesehatan, tentu akan menimbulkan keluhan seperti, pening, pusing, sampai gangguan kesadaran (susunan saraf pusat).

Bahaya jangka panjang jajanan yang tidak menyehatkan, apabila bahan tambahan dalam makanan - minuman bersifat pemantik kanker, selain kemungkinan gangguan kesehatan lainnya. Kita menyaksikan hampir semua kalangan di Indonesia, baik anak sekolah, orang kantoran di kota besar, apalagi yang di pedesaan, rata-rata sudah tercemar oleh beragam bahan kimiawi berbahaya dalam makanan, kudapan, atau penganan jajanan mereka.
Melihat kondisi seperti ini, semakin murah-meriah suatu jajanan, boleh disimpulkan semakin besar berisiko membahayakan kesehatan.

Bahaya jangka panjang juga muncul bila jajanan sampai tercemar cacing. Kebanyakan sayur mayur mentah (pernah diselidiki) di supermarket mengandung telur cacing perut karena konon sebelum dibawa ke kota, dibersihkan memakai air selokan di gunung. Air selokan umumnya sudah tercemar tinja berpenyakit (penderita penyakit cacing perut).

Telur cacing juga dapat pula dibawa oleh jemari penjaja makanan (gado-gado, rujak, buah dingin, karedok, ketoprak) bila penjaja makanan (food handle,) mengidap penyakit cacing. Sehabis penjaja makanan buang air besar dan tidak membasuh tangan dulu tetapi langsung menyajikan makanan, telur cacing di kuku jemarinya akan mencemari makanan jajanannya.

Di sela-sela kuku jemari tangan telur cacing mengendon, dan pindah ke makanan jajanan. Cacing kremi, cacing tambang, cacing gelang, cacing cambuk, jenis-jenis cacing yang lazim ditularkan dari makanan jajanan.

Sering pengidap cacing tidak merasakan keluhan apa-apa, termasuk orang gedongan dan pekerja kantoran. Biasanya baru kedapatan cacingan kalau iseng melakukan pemeriksaan laboratorium tinja. Tahu-tahu ada telur cacingnya.

Pada anak sekolah, kecacingan bisa berakibat kekurangan darah (anemia). Baru-baru ini diberitakan bahwa lebih separuh anak sekolah dasar (sampel sebuah Yayasan LSM) menderita anemia. Besar kemungkinan, selain sanitasi yang buruk, penyebabnya bersumber dari jajanan harian yang tercemar cacing perut. @

Sumber Berita : Dr. Handrawan Nadesul, Dokter Umum
Sumber Media : KCM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar